Puasa Yang Benar | The True Fasting
Indo
Pembacaan Alkitab: Yesaya 56-58
Tuhan menegur bangsa Israel, terutama di dalam hal mereka berpuasa. Sebab banyak yang berpuasa dan berdoa kepada Tuhan, tetapi berkata bahwa Tuhan tidak menjawab. Dan ini dikarenakan bahwa puasa yang mereka lakukan bukanlah puasa yang berkenan di hadapan Tuhan. Marilah kita belajar dari kesalahan Israel sehingga kita berpuasa dan berdoa yang berkenan di hadapan Tuhan. Tuhan menegur bahwa ketika berpuasa masih banyak yang terlalu sibuk bagi dirinya sendiri, masih banyak yang membiarkan dosa dan ego sendiri muncul sehingga banyak yang berbantah-bantahan, memukul dan meninju. Banyak juga yang berlaku seperti berkabung hanya agar terlihat bahwa sedang berpuasa, tetapi hati mereka tidak merendahkan diri. Banyak dari kita yang juga lakukan hal ini ketika berpuasa dan berdoa, yakni hanya di luar saja, tetapi hati kita dan perilaku kita masih fokus kepada diri kita sendiri dan tidak rendah hati. Puasa yang Tuhan kehendaki adalah puasa yang membuka belenggu-belenggu kelaliman, melepaskan tali-tali kuk, memerdekakan orang yang teraniaya, mematahkan setiap kuk, memecahkan roti bagi orang yang lapar, membawa mereka ke rumah, memberi pakaian. Yang Tuhan inginkan adalah agar kita membuang segala perbuatan dan sikap hati yang tidak berkenan di hadapan Tuhan, segala kelaliman dan ikatan-ikatan yang masih ada di dalam kehidupan kita. Tetapi bukan hanya itu saja, Tuhan ingin agar ketika kita berpuasa, kita belajar untuk mengasihi orang lain, dan bukan fokus kepada diri sendiri dan mementingkan kepentingan sendiri. Tuhan ingin agar kita memberikan apa yang dapat kita beri kepada mreka yang memerlukan. Inilah puasa yang berkenan di hadapan Tuhan, yakni puasa yang merendahkan hati dan diri di hadapan Tuhan, bukan fokus kepada kepentingan diri sendiri, tetapi mementingkan kebutuhan orang lain melebihi kepentingan kita sendiri dan untuk kita melepaskan segala belenggu, kuk dan ikatan dosa yang masih kita pegang dan yang mengikat kita. Jadi, bila kita berpuasa, biarlah kita berpuasa dan berdoa yang berkenan di hadapan Tuhan, seperti yang Tuhan jelaskan.
Pembacaan Alkitab: Yesaya 56-58
Tuhan menegur bangsa Israel, terutama di dalam hal mereka berpuasa. Sebab banyak yang berpuasa dan berdoa kepada Tuhan, tetapi berkata bahwa Tuhan tidak menjawab. Dan ini dikarenakan bahwa puasa yang mereka lakukan bukanlah puasa yang berkenan di hadapan Tuhan. Marilah kita belajar dari kesalahan Israel sehingga kita berpuasa dan berdoa yang berkenan di hadapan Tuhan. Tuhan menegur bahwa ketika berpuasa masih banyak yang terlalu sibuk bagi dirinya sendiri, masih banyak yang membiarkan dosa dan ego sendiri muncul sehingga banyak yang berbantah-bantahan, memukul dan meninju. Banyak juga yang berlaku seperti berkabung hanya agar terlihat bahwa sedang berpuasa, tetapi hati mereka tidak merendahkan diri. Banyak dari kita yang juga lakukan hal ini ketika berpuasa dan berdoa, yakni hanya di luar saja, tetapi hati kita dan perilaku kita masih fokus kepada diri kita sendiri dan tidak rendah hati. Puasa yang Tuhan kehendaki adalah puasa yang membuka belenggu-belenggu kelaliman, melepaskan tali-tali kuk, memerdekakan orang yang teraniaya, mematahkan setiap kuk, memecahkan roti bagi orang yang lapar, membawa mereka ke rumah, memberi pakaian. Yang Tuhan inginkan adalah agar kita membuang segala perbuatan dan sikap hati yang tidak berkenan di hadapan Tuhan, segala kelaliman dan ikatan-ikatan yang masih ada di dalam kehidupan kita. Tetapi bukan hanya itu saja, Tuhan ingin agar ketika kita berpuasa, kita belajar untuk mengasihi orang lain, dan bukan fokus kepada diri sendiri dan mementingkan kepentingan sendiri. Tuhan ingin agar kita memberikan apa yang dapat kita beri kepada mreka yang memerlukan. Inilah puasa yang berkenan di hadapan Tuhan, yakni puasa yang merendahkan hati dan diri di hadapan Tuhan, bukan fokus kepada kepentingan diri sendiri, tetapi mementingkan kebutuhan orang lain melebihi kepentingan kita sendiri dan untuk kita melepaskan segala belenggu, kuk dan ikatan dosa yang masih kita pegang dan yang mengikat kita. Jadi, bila kita berpuasa, biarlah kita berpuasa dan berdoa yang berkenan di hadapan Tuhan, seperti yang Tuhan jelaskan.