Alasan Mengapa kita harus senantiasa memuji TUHAN
Kekristenan
tidak dapat dilepaskan dari pujian dan penyembahan. Dalam setiap ibadah
Kristiani, aspek pujian dan penyembahan selalu mendapat porsi yang cukup
banyak, selain pemberitaan Firman Tuhan. Belum lagi dengan melimpahnya rekaman
kaset, CD, DVD mengenai pujian penyembahan yang tersedia di toko-toko buku
rohani. Hal ini menandakan betapa unsur pujian dan penyembahan merupakan
sesuatu yang penting dalam iman Kristen.
Sepenting
apakah pujian dan penyembahan dalam kehidupan kita? Mengapa orang-orang Kristen
dianjurkan untuk senantiasa memuji Tuhan dalam segala waktu dan keadaan?
Bagaimana dengan kondisi yang sedang tidak baik, misalnya sedang sakit berat,
stress, kehilangan pekerjaan, kehilangan kekasih, mengalami kerugian dalam
usaha, dan hal-hal lainnya yang membuat orang kehilangan semangat, adakah
alasan untuk tetap memuji Tuhan?
Kita
akan melihat alasan-alasan alkitabiah mengapa dianjurkan untuk senantiasa
memuji Tuhan. Apalagi di awal tahun ini, mungkin banyak yang sedang kuatir
mengenai kelanjutan usaha, studi, bisnis, rumah tangga, keuangan yang
bermasalah dsb. Hal-hal itu kerap membuat kita jadi lemah semangat dan tidak
bergairah dalam memuji Tuhan.
Dapatkan
pencerahan & berkat-Nya setelah saudara membaca 11 alasan mengapa
orang-orang percaya harus senantiasa memuji Tuhan.
1. Sebab kita diciptakan untuk Memuji
Tuhan\
Alasan
utama dan pertama yang patut diresapi mengapa Tuhan menciptakan manusia,
menyelamatkannya dari dosa dan menjanjikan hidup kekal di surga, tertulis dalam
kitab Yesaya 43:21, “umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan
kemasyhuran-Ku.”
Allah
rindu agar setiap aspek kehidupan umat-Nya dipenuhi dengan pujian akan
kebesaran-Nya. Itu sebabnya Dia telah melahirbarukan kita semua, dan memberikan
perintah untuk bersaksi tentang nama Yesus sampai keujung-ujung Bumi, yaitu
agar semua orang mengenal-Nya sebagai satu-satunya Juruselamat. Kita diciptakan
untuk kemuliaan-Nya, seperti disaksikan dalam ayat berikut, “semua orang
yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang
Kubentuk dan yang juga Kujadikan!” (Yesaya 43:7)
2. Kita diperintahkan untuk memuji Tuhan
Firman
Tuhan menulis, “Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!” (Mazmur
150:6) Ada himbauan, perintah untuk memuji Tuhan. Sebagai anak-anak Allah yang
telah ditebus oleh darah Kristus, ketaatan merupakan gaya hidup Kerajaan Allah.
Dan sebagai anak-anak Tuhan yang taat, tentunya dengan sukacita kita semua akan
memuji-muji Tuhan sesuai dengan firman-Nya.
3. Sebab Tuhan telah menyelamatkan kita
Raja
Daud adalah sosok pria yang telah “kenyang” dengan berbagai proses kehidupan.
Dari gembala kambing domba, sampai menjadi gembala bagi umat Israel. Ia telah
kaya dengan berbagai pengalaman tempur. Dalam kesemuanya itu, ia menyadari
bahwa Tuhanlah yang telah mendukung dan menyelamatkannya. Hal itu ia tuangkan
dalam suatu lagu pujian yang dinyanyikan bani Asaf, “Selamatkanlah kami, ya
TUHAN Allah, Penyelamat kami, dan kumpulkanlah dan lepaskanlah kami dari antara
bangsa-bangsa, supaya kami bersyukur kepada nama-Mu yang kudus, dan bermegah
dalam puji-pujian kepada-Mu.” (1 Tawarikh 16:35)
Dalam
kitab Mazmur, Daud juga menuliskan ungkapan syukurnya lewat puji-pujian kepada
Allah karena telah mendapat keselamatan.
Selamatkanlah
kami, ya TUHAN, Allah kami, dan kumpulkanlah kami dari antara bangsa-bangsa,
supaya kami bersyukur kepada nama-Mu yang kudus, dan bermegah dalam puji-pujian
kepada-Mu.
(Mzm 106:47)
supaya
aku menceritakan segala perbuatan-Mu yang terpuji dan bersorak-sorak di pintu
gerbang puteri Sion karena keselamatan yang dari pada-Mu. (Mzm 9:15).
Bagi
kita yang hidup dalam masa Perjanjian Baru, keselamatan terbesar telah
dianugerahkan Allah. Kini sebagai ciptaan baru, anak-anak Allah yang hidup,
layaklah apabila kita semua selalu menaikkan pujian syukur kepada-Nya untuk
karya keselamatan yang dianugerahkan dalam Kristus Yesus.
4. Ekspresi syukur kita kepada-Nya
Ada
banyak hal yang perlu kita syukuri dalam kehidupan ini daripada hanya mengeluh
dan bersungut-sungut. Paling tidak bersyukurlah untuk nafas kehidupan yang
masih diberikan Tuhan, sehingga kita semua masih bisa menikmati kehidupan ini,
mencintai dan dicintai oleh orang-orang yang dekat di hati.
Bersyukurlah
untuk anugerah keselamatan hidup kekal yang diberikan Bapa di dalam Kristus
Yesus, sebab ada banyak orang yang terpanggil, namun mereka menolak untuk
memberikan hati dan hidupnya kepada Kristus. Bani Asaf mengekspresikan
syukurnya dalam 1 Tawarikh 16:36,“Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari
selama-lamanya sampai selama-lamanya. Maka seluruh umat mengatakan: “Amin!
Pujilah TUHAN!”
Demikian
pula anjuran dalam Kitab Ibrani 13:5 “Sebab itu marilah kita, oleh Dia,
senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang
memuliakan nama-Nya.”
5. Sebab kasih setia-Nya kekal
Kita
patut bangga dan bersukacita sebab Allah adalah pribadi yang penuh dengan kasih
setia. Kasih setianya bahkan bersifat kekal atau untuk selama-lamanya. Itu
artinya, Tuhan mengasihi Anda dan saya selama-lamanya. Kasih-Nya tidak akan
pudar ketika kita misalnya sedang jatuh dalam dosa. Justru pada saat demikian,
Dia akan mendekati dengan cinta-Nya yang besar, memanggil untuk kembali
bertobat dan hidup dalam anugerah-Nya.
Allah
bukanlah manusia yang kasihnya terbatas. Kasih manusia terbatas dan seringkali
berakhir ketika orang yang dicintai menghianati. Namun tidak demikian dengan
Allah. Itu sebabnya kita dapat dengan tenang merebahkan diri dalam naungan
kasih-Nya, sebab kita tahu Dia mengayomi umatnya sampai selama-lamanya.
Rasul
Petrus pernah menyangkal Yesus sampai tiga kali di hadapan orang banyak. Namun,
Allah yang penuh dengan kasih setia tetap menantinya untuk kembali bertobat.
Dan kita semua tahu, rasul Petrus kemudian dipulihkan bahkan melayani Tuhan
dengan luar biasa.
Daud
yang sangat memahami sifat Allah ini, melantunkannya dalam suatu mazmur:
Haleluya!
Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih
setia-Nya.
(Mzm 106:1)
Aku
hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena
kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi
segala sesuatu. (Mzm
138:2)
6. Sbab Tuhan bertahta diatas pujian kita
Alkitab
menulis, “Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas
puji-pujian orang Israel.” (Mzm 22:4). Allah ternyata sangat menikmati
pujian penyembahan umat-Nya. Hal itu nampak nyata dari tindakan-Nya yang “duduk
bertahta” di atas puji-pujian.
Oleh
karenanya, hiduplah senantiasa dalam pujian dan penyembahan. Bahkan ketika
disaat-saat tersulit, kelam kelabu sedang menerpa kehidupan kita, tetaplah
memuji Tuhan. Karena justru ketika kita melakukannya, maka Allah akan hadir,
datang dan menikmati pujian kita.
Kehadiran
Allah pasti disertai dengan hadirat kudus-Nya yang membebaskan, memulihkan, menyembuhkan,
mencerahkan, menolong bahkan memberkati umat-Nya.
Pertolongan kasih-Nya akan hadir dan memerdekakan kita dari beban berat,
masalah dsb.