Rabu, 29 Juni 2016

Alasan Mengapa kita harus senantiasa memuji TUHAN

Alasan Mengapa kita harus senantiasa memuji TUHAN
Kekristenan tidak dapat dilepaskan dari pujian dan penyembahan. Dalam setiap ibadah Kristiani, aspek pujian dan penyembahan selalu mendapat porsi yang cukup banyak, selain pemberitaan Firman Tuhan. Belum lagi dengan melimpahnya rekaman kaset, CD, DVD mengenai pujian penyembahan yang tersedia di toko-toko buku rohani. Hal ini menandakan betapa unsur pujian dan penyembahan merupakan sesuatu yang penting dalam iman Kristen.
Sepenting apakah pujian dan penyembahan dalam kehidupan kita? Mengapa orang-orang Kristen dianjurkan untuk senantiasa memuji Tuhan dalam segala waktu dan keadaan? Bagaimana dengan kondisi yang sedang tidak baik, misalnya sedang sakit berat, stress, kehilangan pekerjaan, kehilangan kekasih, mengalami kerugian dalam usaha, dan hal-hal lainnya yang membuat orang kehilangan semangat, adakah alasan untuk tetap memuji Tuhan?
Kita akan melihat alasan-alasan alkitabiah mengapa dianjurkan untuk senantiasa memuji Tuhan. Apalagi di awal tahun ini, mungkin banyak yang sedang kuatir mengenai kelanjutan usaha, studi, bisnis, rumah tangga, keuangan yang bermasalah dsb. Hal-hal itu kerap membuat kita jadi lemah semangat dan tidak bergairah dalam memuji Tuhan.
Dapatkan pencerahan & berkat-Nya setelah saudara membaca 11 alasan mengapa orang-orang percaya harus senantiasa memuji Tuhan.
1.      Sebab kita diciptakan untuk Memuji Tuhan\
Alasan utama dan pertama yang patut diresapi mengapa Tuhan menciptakan manusia, menyelamatkannya dari dosa dan menjanjikan hidup kekal di surga, tertulis dalam kitab Yesaya 43:21, “umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku.”
Allah rindu agar setiap aspek kehidupan umat-Nya dipenuhi dengan pujian akan kebesaran-Nya. Itu sebabnya Dia telah melahirbarukan kita semua, dan memberikan perintah untuk bersaksi tentang nama Yesus sampai keujung-ujung Bumi, yaitu agar semua orang mengenal-Nya sebagai satu-satunya Juruselamat. Kita diciptakan untuk kemuliaan-Nya, seperti disaksikan dalam ayat berikut, “semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!” (Yesaya 43:7)
2.      Kita diperintahkan untuk memuji Tuhan
Firman Tuhan menulis, “Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!” (Mazmur 150:6) Ada himbauan, perintah untuk memuji Tuhan. Sebagai anak-anak Allah yang telah ditebus oleh darah Kristus, ketaatan merupakan gaya hidup Kerajaan Allah. Dan sebagai anak-anak Tuhan yang taat, tentunya dengan sukacita kita semua akan memuji-muji Tuhan sesuai dengan firman-Nya.
3.      Sebab Tuhan telah menyelamatkan kita
Raja Daud adalah sosok pria yang telah “kenyang” dengan berbagai proses kehidupan. Dari gembala kambing domba, sampai menjadi gembala bagi umat Israel. Ia telah kaya dengan berbagai pengalaman tempur. Dalam kesemuanya itu, ia menyadari bahwa Tuhanlah yang telah mendukung dan menyelamatkannya. Hal itu ia tuangkan dalam suatu lagu pujian yang dinyanyikan bani Asaf, “Selamatkanlah kami, ya TUHAN Allah, Penyelamat kami, dan kumpulkanlah dan lepaskanlah kami dari antara bangsa-bangsa, supaya kami bersyukur kepada nama-Mu yang kudus, dan bermegah dalam puji-pujian kepada-Mu.” (1 Tawarikh 16:35)
Dalam kitab Mazmur, Daud juga menuliskan ungkapan syukurnya lewat puji-pujian kepada Allah karena telah mendapat keselamatan.
Selamatkanlah kami, ya TUHAN, Allah kami, dan kumpulkanlah kami dari antara bangsa-bangsa, supaya kami bersyukur kepada nama-Mu yang kudus, dan bermegah dalam puji-pujian kepada-Mu. (Mzm 106:47)
supaya aku menceritakan segala perbuatan-Mu yang terpuji dan bersorak-sorak di pintu gerbang puteri Sion karena keselamatan yang dari pada-Mu. (Mzm 9:15).
Bagi kita yang hidup dalam masa Perjanjian Baru, keselamatan terbesar telah dianugerahkan Allah. Kini sebagai ciptaan baru, anak-anak Allah yang hidup, layaklah apabila kita semua selalu menaikkan pujian syukur kepada-Nya untuk karya keselamatan yang dianugerahkan dalam Kristus Yesus.
4.      Ekspresi syukur kita kepada-Nya 
Ada banyak hal yang perlu kita syukuri dalam kehidupan ini daripada hanya mengeluh dan bersungut-sungut. Paling tidak bersyukurlah untuk nafas kehidupan yang masih diberikan Tuhan, sehingga kita semua masih bisa menikmati kehidupan ini, mencintai dan dicintai oleh orang-orang yang dekat di hati.
Bersyukurlah untuk anugerah keselamatan hidup kekal yang diberikan Bapa di dalam Kristus Yesus, sebab ada banyak orang yang terpanggil, namun mereka menolak untuk memberikan hati dan hidupnya kepada Kristus. Bani Asaf mengekspresikan syukurnya dalam 1 Tawarikh 16:36,“Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Maka seluruh umat mengatakan: “Amin! Pujilah TUHAN!”
Demikian pula anjuran dalam Kitab Ibrani 13:5 “Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.”
5.      Sebab kasih setia-Nya kekal
Kita patut bangga dan bersukacita sebab Allah adalah pribadi yang penuh dengan kasih setia. Kasih setianya bahkan bersifat kekal atau untuk selama-lamanya. Itu artinya, Tuhan mengasihi Anda dan saya selama-lamanya. Kasih-Nya tidak akan pudar ketika kita misalnya sedang jatuh dalam dosa. Justru pada saat demikian, Dia akan mendekati dengan cinta-Nya yang besar, memanggil untuk kembali bertobat dan hidup dalam anugerah-Nya.
Allah bukanlah manusia yang kasihnya terbatas. Kasih manusia terbatas dan seringkali berakhir ketika orang yang dicintai menghianati. Namun tidak demikian dengan Allah. Itu sebabnya kita dapat dengan tenang merebahkan diri dalam naungan kasih-Nya, sebab kita tahu Dia mengayomi umatnya sampai selama-lamanya.
Rasul Petrus pernah menyangkal Yesus sampai tiga kali di hadapan orang banyak. Namun, Allah yang penuh dengan kasih setia tetap menantinya untuk kembali bertobat. Dan kita semua tahu, rasul Petrus kemudian dipulihkan bahkan melayani Tuhan dengan luar biasa.
Daud yang sangat memahami sifat Allah ini, melantunkannya dalam suatu mazmur:
Haleluya! Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. (Mzm 106:1)
Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. (Mzm 138:2)
6.      Sbab Tuhan bertahta diatas pujian kita
Alkitab menulis, “Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.” (Mzm 22:4). Allah ternyata sangat menikmati pujian penyembahan umat-Nya. Hal itu nampak nyata dari tindakan-Nya yang “duduk bertahta” di atas puji-pujian.
Oleh karenanya, hiduplah senantiasa dalam pujian dan penyembahan. Bahkan ketika disaat-saat tersulit, kelam kelabu sedang menerpa kehidupan kita, tetaplah memuji Tuhan. Karena justru ketika kita melakukannya, maka Allah akan hadir, datang dan menikmati pujian kita.
Kehadiran Allah pasti disertai dengan hadirat kudus-Nya yang membebaskan, memulihkan, menyembuhkan, mencerahkan, menolong bahkan memberkati umat-Nya. Pertolongan kasih-Nya akan hadir dan memerdekakan kita dari beban berat, masalah dsb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar