Kamis, 16 Juni 2016

Kesaksian Ibu Gembala

[Kesaksian, Ibu Gembala]
Shalom, puji Tuhan saya rindu menceritakan kebaikan dan pertolongan Tuhan yang nyata dalam hidup saya. Tepat hari ini – Rabu, 15 Juni 2016 – kami memperingati 40 hari telah dipangil Tuhan papi kami terkasih. Saya bersyukur Tuhan selalu memelihara kehidupan keluarga kami.
Ketika sakit, papi saya tidak ingin di bawa ke rumah sakit, justru mami saya yang beberapa kali keluar masuk rumah sakit. Papi saya orangnya tidak ingin kelihatan seperti orang sakit, bahkan ia tetap rindu untuk melayani Tuhan di gerejanya. Pada hari kamis saat hari kenaikan Tuhan Yesus, saya dan adik saya berencana untuk pulang ke sulawesi untuk menengok papi dan mami setelah ujian nasional, karena ujian nasional diadakan senin besok. Pada hari kamis juga saya menerima telepon dari papi dan mami, kami saling ngobrol, dan terdengar papi seperti orang yang benar-benar sakit, saya minta papi untuk ke rumah sakit, tapi papi tetap saja tidak mau ke rumah sakit. Lalu saya menelepon adik saya yang tinggal disana untuk membawa papi ke rumah sakit, dan papi dibawa ke rumah sakit langsung dibawa ke ruang ICU. Saat saya diberi kabar kalau papi masuk ICU, saya sedih dan berniat untuk pergi ke sulawesi segera, tetapi saya mempunyai tanggungan kedinasan di sini sebagai panitia ujian nasional. Dan akhirnya Tuhan tolong saya dan saya bisa meminta ijin untuk pulang ke sulawesi. Jumat, saya dan adik saya yang diboyolali langsung berencana untuk pulang ke sulawesi. Dan hari jumat itu pula kami pulang dengan pesawat dan dalam perjalanan kami hanya bisa berserah pada Tuhan. Sampai di surabaya pesawat kami harus ditunda penerbangannya selama 3 jam. Hati saya mulai tidak sabar dan ingin marah-marah sendiri, tetapi Tuhan berikan ketenangan dalam hati kami. Akhirnya kami dapat sampai disulawesi dengan selamat, dan kami masih memerlukan 4 jam perjalanan ke rumah sakit.
Sekitar 1 setengah jam lagi saya sampai di rumah sakit, saya ditelpon adik saya kalau papi sudah tiada, papi sudah pulang ke rumah Tuhan. Hati kami saat itu hancur, kenapa Tuhan tidak ijinkan kami untuk melihat papi kami terlebih dahulu. Tapi kami percaya Tuhan punya rencana yang indah. Saya menguatkan adik saya di dalam bis agar tidak histeris dan berteriak-teriak, tetapi kami tetap saja menangis dalam bis. Kami di sms mami untuk tidak usah ke rumas sakit, tetapi pulang saja kerumah. Sesampainya dirumah kami sedih dan bercampur aduk rasanya karena papi sudah dimandikan, sudah bersih, sudah dipersiapkan dengan baik.
Kami melalui hari-hari tersebut dengan kekuatan dari Tuhan. Selama satu minggu saya di sulawesi dan meninggalkan pekerjaan saya di sekolah. Saya hanya meminta ijin selama 3 hari dari sekolah, tetapi karena ada hal-hal yang harus diurus, jadi saya meninggalkan pekerjaan hampir kurang lebih satu minggu. Saya bingung bagaimana saya harus lapor kepada atasan, saya harus mengurus ijin saya. Tetapi Tuhan menolong saya, saya tidak perlu membuat surat ijin karena atasan saya melihat hasil-hasil kerja saya selama ini dan karena ini juga urusan pribadi yang sangat penting.

Tepat hari ini juga, keluarga di sulawesi juga mengadakan ibadah. Kami sungguh sangat bersyukur bisa melalui hari-hari dengan kekutan dari Tuhan. Mungkin sulit melewati hari dengan kehilangan orang yang terkasih, tetapi Tuhan selalu meberikan penghiburan bagi hati kita yang sedih. Kami bersyukur karena Tuhan selalu memimpin dan menolong kehidupan keluarga kami. Kami juga berterimakasih kepada jemaat semua atas dukungan dan doanya, kiranya Tuhan memberkati kita semua. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar