[Kesaksian, Ibu
Gembala]
Shalom, puji
Tuhan saya rindu menceritakan kebaikan dan pertolongan Tuhan yang nyata dalam
hidup saya. Tepat hari ini – Rabu, 15 Juni 2016 – kami memperingati 40 hari
telah dipangil Tuhan papi kami terkasih. Saya bersyukur Tuhan selalu memelihara
kehidupan keluarga kami.
Ketika sakit,
papi saya tidak ingin di bawa ke rumah sakit, justru mami saya yang beberapa
kali keluar masuk rumah sakit. Papi saya orangnya tidak ingin kelihatan seperti
orang sakit, bahkan ia tetap rindu untuk melayani Tuhan di gerejanya. Pada hari
kamis saat hari kenaikan Tuhan Yesus, saya dan adik saya berencana untuk pulang
ke sulawesi untuk menengok papi dan mami setelah ujian nasional, karena ujian
nasional diadakan senin besok. Pada hari kamis juga saya menerima telepon dari
papi dan mami, kami saling ngobrol, dan terdengar papi seperti orang yang
benar-benar sakit, saya minta papi untuk ke rumah sakit, tapi papi tetap saja
tidak mau ke rumah sakit. Lalu saya menelepon adik saya yang tinggal disana
untuk membawa papi ke rumah sakit, dan papi dibawa ke rumah sakit langsung
dibawa ke ruang ICU. Saat saya diberi kabar kalau papi masuk ICU, saya sedih
dan berniat untuk pergi ke sulawesi segera, tetapi saya mempunyai tanggungan
kedinasan di sini sebagai panitia ujian nasional. Dan akhirnya Tuhan tolong
saya dan saya bisa meminta ijin untuk pulang ke sulawesi. Jumat, saya dan adik
saya yang diboyolali langsung berencana untuk pulang ke sulawesi. Dan hari jumat
itu pula kami pulang dengan pesawat dan dalam perjalanan kami hanya bisa
berserah pada Tuhan. Sampai di surabaya pesawat kami harus ditunda
penerbangannya selama 3 jam. Hati saya mulai tidak sabar dan ingin marah-marah
sendiri, tetapi Tuhan berikan ketenangan dalam hati kami. Akhirnya kami dapat
sampai disulawesi dengan selamat, dan kami masih memerlukan 4 jam perjalanan ke
rumah sakit.
Sekitar 1
setengah jam lagi saya sampai di rumah sakit, saya ditelpon adik saya kalau
papi sudah tiada, papi sudah pulang ke rumah Tuhan. Hati kami saat itu hancur,
kenapa Tuhan tidak ijinkan kami untuk melihat papi kami terlebih dahulu. Tapi
kami percaya Tuhan punya rencana yang indah. Saya menguatkan adik saya di dalam
bis agar tidak histeris dan berteriak-teriak, tetapi kami tetap saja menangis
dalam bis. Kami di sms mami untuk tidak usah ke rumas sakit, tetapi pulang saja
kerumah. Sesampainya dirumah kami sedih dan bercampur aduk rasanya karena papi
sudah dimandikan, sudah bersih, sudah dipersiapkan dengan baik.
Kami melalui
hari-hari tersebut dengan kekuatan dari Tuhan. Selama satu minggu saya di
sulawesi dan meninggalkan pekerjaan saya di sekolah. Saya hanya meminta ijin
selama 3 hari dari sekolah, tetapi karena ada hal-hal yang harus diurus, jadi
saya meninggalkan pekerjaan hampir kurang lebih satu minggu. Saya bingung
bagaimana saya harus lapor kepada atasan, saya harus mengurus ijin saya. Tetapi
Tuhan menolong saya, saya tidak perlu membuat surat ijin karena atasan saya
melihat hasil-hasil kerja saya selama ini dan karena ini juga urusan pribadi
yang sangat penting.
Tepat hari ini
juga, keluarga di sulawesi juga mengadakan ibadah. Kami sungguh sangat
bersyukur bisa melalui hari-hari dengan kekutan dari Tuhan. Mungkin sulit
melewati hari dengan kehilangan orang yang terkasih, tetapi Tuhan selalu
meberikan penghiburan bagi hati kita yang sedih. Kami bersyukur karena Tuhan
selalu memimpin dan menolong kehidupan keluarga kami. Kami juga berterimakasih
kepada jemaat semua atas dukungan dan doanya, kiranya Tuhan memberkati kita
semua. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar